Seorang kakek hidup bersama anak, menantu, dan cucunya yang berusia 4 tahun. Kondisi sang kakek sudah lemah karena usianya, penglihatan yang mulai kabur, dan mulai sulit baginya untuk berjalan. (1/6)
Keluarga ini selalu makan bersama di meja makan keluarga, tetapi tangan dan mata sang kakek yang mulai lemah membuatnya sulit bahkan untuk makan sekalipun. Seringkali makanan terjatuh dari sendoknya, atau gagal meraih gelas dan menyebabkan minuman tertumpah ke lantai dan ke meja makan. Sang anak dan menantu pun mulai terganggu dengan kejadian2 ini. (2/6)
Maka setelah itu sang anak menyiapkan sebuah meja kecil dan meletakkannya di pojok ruangan. Disitu sang kakek makan seorang diri sementara yang lainnya menikmati makanan di meja makan keluarga. Karena pernah beberapa kali memecahkan piring, makanan untuk sang kakek disajikan di mangkuk yang terbuat dari kayu. Kadang saat sang anak dan menantu melirik ke arah sang kakek, mereka melihat tangis dari mata sang kakek yang sedang duduk sendiri. Namun tetap saja kata2 yang keluar dari sang anak dan menantu adalah kata2 teguran keras, apalagi ketika sang kakek menjatuhkan garpu atau menumpahkan makanan. Sang cucu yang masih berusia 4 tahun, hanya terdiam menyaksikan semuanya. (3/6)
Suatu senja sebelum waktu makan tiba, sang anak memperhatikan anaknya (sang cucu) yang sedang asik bermain di lantai dengan menggunakan kayu. Sang anak bertanya dengan sapaan ramah seorang ayah, "anakku, kamu sedang coba membuat apa?" Lalu dengan senang sang anak menjawab, "Oh, aku sedang belajar membuat mangkuk, untuk papa dan mama makan, saat aku sudah besar dan kalian sudah tua nanti." Dengan lugunya sang cucu tersenyum, kemudian memalingkan wajahnya ke arah kayu yang sedang dibentuknya, dan melanjutkan kegiatannya. (4/6)
Jawaban sang cucu begitu menusuk sang anak, dan menantu yang kebetulan juga mendengarnya. Mereka terdiam dan tidak bisa berkata2. Kemudian airmata pun segera jatuh di pipi mereka. Tanpa harus berkata2, mereka tau apa yang harus segera dilakukan. Malam itu juga, sang anak menggenggam tangan sang kakek, dan menuntunnya dengan perlahan kembali ke meja makan keluarga. (5/6)
Sang kakek akhirnya kembali makan bersama dengan keluarga setiap hari, hingga akhirnya ia meninggal dunia. Dan selama masa itu, sang anak dan menantu tidak pernah lagi terganggu saat sendok atau garpu terjatuh, minuman yang tumpah, dan makanan yang mengotori meja ataupun lantai. (6/6)
Miggers, gw yakin tanpa harus gw jelaskan lagi, kalian paham pesan dari cerita di atas. Have a good life, and be a good person. With love, mario kacang.
@migmeseleb @migmeindonesia @indo_komunitas @migmepartners